Apakah Anda pernah mendengar “Jasa Pembuatan
Ijazah”? Saya yakin ada beberapa orang yang membuat tempat usaha seperti itu,
tidak hanya sembunyi-sembunyi tapi mereka dengan beraninya telah mempromosikan
diri secara terang-terangan misalnya saja melalui media sosial. Ada yang tahu
berapa harga pembuatan ijazah tersebut? Nih saya kasih bocoran :
S1 = Rp 13,500,000 - Rp 18,500,000* (Tergantung
Universitas & Jurusan)
S2 = Rp 18,000,000 - Rp 25,500,000* (Tergantung Universitas & Jurusan)
D3 = Rp 8,500,000 - Rp 12,000,000* (Tergantung PTS & Jurusan)
S2 = Rp 18,000,000 - Rp 25,500,000* (Tergantung Universitas & Jurusan)
D3 = Rp 8,500,000 - Rp 12,000,000* (Tergantung PTS & Jurusan)
melihat harga di atas yang
cukup murah (menurut saya) apakah Anda berminat untuk membeli ijazah?
Sepuluh tahun terakhir,
minimal D3 dan S1 yang menjadi syarat utama untuk mengambil peluang pada
lowongan kerja, bahkan beberapa peluang mempersyaratkan S2. Tahun 2014 yang
bisa disebut sebagai dosen dan memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) hanya
mereka yang berpendidikan setidaknya S2.
Tapi coba kita lihat di
awal Indonesia merdeka, tidak perlu ijazah untuk menjadi tentara. Dua puluh
tahun lalu, minimal ijazah SD masih bisa digunakan. Sepuluh tahun kemudian,
ijazah SD tidak laku, SMP masih bisa dipakai, minimal SMA adalah yang paling
sering dipersyaratkan untuk mengambil peluang pada lowongan kerja yang
diumumkan di Koran.
Di masa depan berdasarkan
buku “88 Tips Finansial MengHEBATkan
Diri” karya Putu Putrayasa yang akan menjadi pembeda mereka yang lebih
mudah memasuki pasar kerja maupun mengambil peluang profesi adalah SERTIFIKASI.
Negara sedang dan telah mempersiapkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP) untuk membedakan mereka yang masih terus belajar atau berhenti belajar
seusai kuliah atau sekolah mereka.
Jadi ke depan, ijazah
lulus kuliah saja tidak cukup. Perlu sertifikasi untuk membuat Anda lebih mudah
menangkap peluang. Menurut Putu Putrayasa pula bahwa dengan sertifikasi dan
lisensi Neuro Linguistic Programming
(NLP) yang dimilikinya sangat membantu untuk mengambil peluang menjadi trainer . Bahkan sertifikasi itu sering
membuat dirinya mendapat honor dalam sehari 5-20 kali lipat gaji karyawan
mereka yang bekerja sebulan penuh. Menarik, bukan?
Nah bagaimana dengan Anda?
Apakah Anda telah mempersiapkan diri
menangkap peluang di era sertifikasi?
Saya teringat dengan
nasihat dari pemilik Apotek Komunitas Sehat tempat saya bekerja sebelumnya
“yang terpenting itu bukan gelar sarjana, tapi GELAR SAJADAH dan GELAR DAGANG”
saya setuju dengan beliau, berdoa, berikhtiar dan tidak pernah berhenti untuk
menuntut ilmu.
Comments
Post a Comment