Ide
itu seperti kuda liar, bila engkau tidak mengikatnya, dia akan berlari
meninggalkanmu. (Imam Syafii)
Apakah Anda sudah mengeksekusi
ide Anda hari ini? Seseorang pernah membuat status, “Banyak orang yang memiliki ide, tetapi sedikit yang mampu
mengeksekusinya.” Sepertinya ini benar. Karena bila Anda jujur, berapa
banyak niat, ide, pemikiran, dan keinginan yang berlalu begitu saja? Saya
mengakui banyak yang sudah saya lewatkan. Bagaimana dengan Anda?
Bila kita duduk sejenak dan
bertanya kepada diri sendiri. Apa sebenarnya yang menghalangi Anda untuk
merealisasikan ide-ide yang hadir dalam pikiran Anda menjadi kenyataan?
Jawabannya bisa bermacam-macam.
Biasanya karena ketakutan. Misalnya, tidak
mungkin, takut tidak berbobot, apa kata orang?, ah, tidak ada manfaatnya.
Berbagai alasan tercipta dalam pikiran kita sendiri. Padahal, itu semua kita
sendiri yang menciptakannya. Untuk keadaan ini ada yang mengistilahkannya
sebagai virus perfectionist.
Lalu, bagaimana mewujudkan ide-ide
kita menjadi kenyataan dengan mudah?
v
Gusdur’s
Model : “Analisa dan evaluasi itu
setelah terjadi, bukan pada Perencanaan.”
Maksudnya, bila
memiliki sebuah ide, beliau segera mengeksekusinya. Setelah itu , mengamati dan
mengevaluasi reaksi yang terjadi.
v Mengeksekusi Ide Ala Richard ST.
John
Pertama, Miliki
Masalah
Tahukah Anda bagaimana sejarah
hadirnya The Body Shop? Dari mana
asal muasal terciptanya Virgin Airways?
Pernahkah Anda bertanya, mengapa para pemain basket mengenakan celana sampai
selutut? Semuanya itu karena masalah. Ya, berawal dari permasalahan yang
dihadapi oleh para penemunya.
The
Body Shop,
sebuah toko kosmetik yang terkenal di dunia, lahir karena keterdesakan
pemiliknya. Suatu kondisi saat Anita Roddick, sang pemilik, mempunyai masalah
karena ditinggal oleh suaminya ke Amerika Selatan untuk berkuda dalam rangka
cuti panjang. Keadaan itu menbuat Anita harus mengurusi dirinya sendiri serta
kedua anaknya. Ia juga harus menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Keterdesakan itu membuat Anita membuka sebuah toko kosmetik.
Bisnis kecil itu diberi nama The Body
Shop. Awalnya, toko itu kecil dan hanya menjual produk perawatan rambut dan
beberapa krim perawatan. Sekarang, ide itu telah mejelma menjadi ide yang luar
biasa. The Body Shop menjadi toko
kosmetik berbahan alami yang dikenal di seluruh dunia.
Ada lagi Virgin Airways yang merupakan salah satu bisnis mendunia. Bisnis
ini bermula dari masalah yang dialami oleh Richard Branson, pemilik perusahaan
ini. Suatu ketika, dia terdampar setelah penerbangannya ke Puerto Rico
dibatalkan. Untuk mengatasi masalah ini, dia menelpon ke mana saja, mencarter
pesawat, lalu menjual tiket one way kepada penumpang-penumpang lain yang
senasib dengannya supaya memenuhi penerbangan tersebut. Setelah kejadian ini,
muncullah ide mendirikan Virgin Airways.
Selanjutnya, Michael Jordan,
pemain basket terbaik dunia. Dia berkeyakinan bahwa dirinya bisa bermain dengan
sangat baik dan luar biasa jika mengenakan celana North Carolina. Bahkan, dia
menganggap celana tersebut sebagai keberuntungannya. Keadaan itu tidak membuat
Mic habis akal. Akhirnya, Mic mendesain celana khusus, yakni celana yang lebih
panjang dan besar hingga tidak terlihat celana North Carolina yang tetap dia
pakai di dalamnya.
Kedua, Jadilah
Pengamat
Dalam bukunya yang sangat
fenomenal, La Tahzan, Aid Al-Qarni menjelaskan bahwa saat kebuntuan pikiran
menghinggapi, saat kebosanan mulai menyelimuti, dan saat Anda merasa dunia ini
sesak dan sekecil daun kelor, segeralah berpergian. Sebab, saat Anda hijrah,
melancong, dan berwisata banyak hal yang akan Anda amati. Hal itu membuat
pikiran Anda terbuka. Ide-ide pun mengisi relung-relung saraf Anda.
Terry Gilliam seorang sutradara
ternama bertutur, “ Ketika Anda mengalami creative
blok (saat Rahim-rahim ide mulai mandul), lihatlah dunia. Marcel Proust,
penulis legendaris menjelaskan, “Perjalanan penemuan-penemuan yang sesungguhnya
bukan mengenai pencarian arena-arena baru, tapi mengenai memiliki mata baru.”
Begitulah beberapa penemuan terlahirkan.
Ketiga, Gunakan
Kuping Gajah
Bukan suatu kebetulan, Allah
menciptakan satu mulut dan dua telinga. Barangkali itu isyarat agar kita lebih
banyak mendengar dan menghemat bicara. Kemudian, perhatikanlah hal luar biasa
yang mungkin dianggap kecil oleh perusahaan, yakni peduli pelanggan. Mereka
pasti membuat nomor khusus untuk pelanggan. Supaya apa? Lebih banyak mendengar
keluhan, kemudian memperbaikinya.
Sekarang, dengarkanlah baik-baik
nasihat luar biasa dari raja retail, Sam Walton, pendiri Wal-mart, “ Kunci kesuksesan adalah pergi ke toko dan
mendengarkan apa yang harus dikatakan oleh kolega-kolega Anda. Ide-ide terbaik
kami berasal dari kasir dan para pelayan itu.”
Sejak saat ini, gunakan kuping
gajah. Maksudnya, banyaklah mendengar dan menyimaknya dengan saksama.
Keempat,
Bertanyalah
Pada masa-masa awal fotografi,
dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengolah foto. Sampai suatu hari,
George Land bejalan-jalan di pantai. Kemudian, dia mengambil pemandangan alam di
sekitar pantai dengan kameranya. Saat itu, dia bertanya, “Mengapa aku tidak
bisa melihat fotonya sekarang? Dari sana hadirlah ide membuat foto instan.
Kelima, Pinjam Ide
Orang Lain
Plagiarisme adalah mengambil ide
orang lain dan mengakui sebagai ide kita. Dalam dunia pengembangan diri, sangat
sering keluar istilah learn from the
best. Artinya, belajar kepada ahlinya. Sebenarnya, saat kita melakukan hal
tersebut, kita sedang mengikuti ide-ide orang lain yang kita sesuaikan dengan
diri kita.(sama halnya dengan yang saya kerjakan. Hhe semua kata-kata ini kan
ada di buku The Tsunami Effect. Bahkan penulis buku The Tsunami Effect pun
membuat bukunya bersumber dari buku dan guru-gurunya).
Laurie Skreslet pendaki puncak
Everest menegaskan, “Aku melihat orang lain mendaki dan mencoba berpikir
tentang faktor-faktor yang membuat orang tersebut bisa melakukannya secara
efisien. Strategi apa yang mereka lakukan? Lalu, Aku berusaha menandinginya.”
Keenam, Buatlah
Koneksi
Tahukah Anda bahwa di antara sekian banyak kerja otak kita adalah
menghubung-hubungkan antara satu dengan yang lain meskipun itu tidak nyambung?
Joe Vitale membahas HLP (Hypnotic Language Pattern atau pola bahasa yang menghipnotis) dalam
Hypnotic Writing-Nya. Ia memberi contoh penerapan ilmu HLP saat kebuntuan
menulis. Jika mengalami kebuntuan saat menulis, dia menyarankan agar Anda
menulis dua kalimat. Kemudian, tambahkan kata “karena” di antara kalimat
pertama dan kedua. Tanpa Anda sadari, bawah sadar Anda langsung dapat
menghubungkannya.
William Polmer, seorang novelis,
menyampaikan “ Kreativitas merupakan kekuatan untuk menghubungkan segala yang
tampaknya tidak bisa dihubungkan” Hal ini senada dengan penjelasan Yoris
Sebastian dalam Creative Junkies.
Ketujuh, Banyak
Mencoba
Mengapa kita harus banyak
mencoba? Apa hubungan antara mencoba dan hadirnya ide? Anda tentu tahu bahwa
ide-ide cemerlang hadir karena sebuah uji coba. Contohnya, penemuan telepon.
Sebenarnya, saat itu Alexander Graham Bell berusaha membuat alat bantu dengar
untuk istrinya yang terganggu pendengarannya. Sayang, percobaanya gagal. Namun,
kegagalan tersebut memunculkan ide membuat telepon.
Sekarang, Anda tidak perlu
khawatir lagi dengan kegagalan. Jadi, kalau kita mencoba kemudian gagal, justru
harusnya kita mensyukurinya. Karena, kegagalan tersebut menumpahkan ide-ide lain.
Seperti kata Thomas Edison, “Saya tidak gagal, tetapi saya menemukan 10.000 ide
untuk membuat bohlam”. Lalu, tahukah Anda, siapa orang yang tidak pernah gagal
di dunia ini? Albert Eistein mengatakan “Orang-orang
yang tak pernah gagal dalam hidup ini adalah mereka yang tak pernah mencoba.”
Sumber : Buku The Tsunami Effect Karya Rahmadsyah
Berminat memBELI buku ini ? HUBUNGI Kami di 087827229000
Comments
Post a Comment