Anak adalah hal terpenting dalam hidup orangtua. Maka dari itu setiap orangtua pasti menginginkan anaknya agar bisa lebih mandiri, baik dari segi pemikirannya, sikap, maupun perbuatannya. Anak yang mandiri tentu sangat membanggakan orangtua. Selain tidak selalu mengandalkan orang tuanya, ia akan lebih bertanggung jawab pada kehidupannya. Tentu ini menjadi PR bagi para orangtua dalam mendidik anak agar sesuai yang diharapkan.
Selain mendidik anak mandiri di kehidupannya, para orangtua pun menginginkan sang anak mandiri disekolahnya. Bagaimana jika sang anak tidak mempunyai sifat mandiri dilingkungan sekolahnya ? Sedikit berbagi contoh bagaimana anak yang kurang mandiri, menjadi berantakan secara akademik di sekolah. Tugas sering lupa, buku-buku sering tertinggal, seragam sering salah pakai (tidak sesuai jadwal), cepat menyerah saat belajar, asal-asalan menjawab agar bisa cepat keluar kelas. Di selidik bagaimana pengasuhan di rumah. Ternyata segala hal keseharian masih mengandalkan pengasuh. Ada anak kelas empat makan masih di suapi. Perlengkapan pakaian masih harus disiapkan oranglain. Tidak ada kemandirian dan tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas berkaitan dengan dirinya di rumah, bagaimana ia bisa merasa tertarik untuk mandiri dan tanggungjawab dalam tugas yang lebih luas, seperti sekolah.
Berikut beberapa tips mengajarkan anak lebih mandiri, terutama mandiri di sekolahnya :
1. Mempersiapkan keterampilan dan tanggungjawab sejak dini
Artinya kita perlu mempersiapkan keterampilan kemandirian dan tanggungjawab sejak dini agar kelak anak mau mandiri dan bertanggungjawab untuk belajar dan menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. caranya yaitu memberi kesempatan untuk mandiri sejak anak berusia dua tahun. Dimulai dengan melatihnya untuk mengendalikan diri yaitu toilet training, dan melepas sedikit-sedikit ketergantungannya pada sosok dewasa terutama ibu yaitu dengan menyapihnya. Kemudian memberi kesempatan padanya untuk menuntaskan tugas sehari-hari sendiri tanpa bantuan, seperti membersihkan diri, makan, mandi, berpakaian, membereskan mainan, dan lain sebagainya.
2. Berhentilah melindungi anak
Seringkali orang tua tidak ingin anaknya pergi sendiri ke sekolah karena ingin melindungi. Tetapi, untuk mengasuh anak dan menjadikan mereka mandiri, Anda perlu menahan sedikit naluri pelindung Anda, apalagi jika cenderung mengekang. Biarkan anak-anak menggunakan transportasi umum dan biarkan mereka berani keluar dan belajar mengambil risiko untuk diri sendiri. Bagaimana jika sang anak masih kecil seperti anak PAUD, TK, atau SD kelas 1 yang masih memerlukan bimbingan orangtua untuk mengantarnya sekolah. Mungkin di usia itu masih perlu pendampingan, tapi tak ada salahnya para orangtua terus menanamkan pada sang anak, bahwa kelak nanti dia tidak akan didampingi lagi, ajarilah anak Anda untuk mengenali lingkungan luar
3. Biarkan Mereka Melihat Kerasnya Kenyataan
Tips ini ada kaitannya dengan point 2, dimana sang anak diajarkan untuk mengenali lingkungan luar. Kerasnya kenyataan tidak melulu mengenai pemerkosaan, AIDS, prostitusi, pornografi dan masih banyak lagi. Namun, anak-anak Anda tidak bisa polos selamanya. Mungkinkan mereka untuk melihat berita yang berkaitan dengan topik ini sehingga mereka tahu apa yang terjadi di dunia dan tentunya mereka bisa lebih berhati-hati.
4. Memberi uang jajan/saku
Anda dapat memberikan anak Anda cukup uang untuk memulai sesuatu dari mereka sendiri. Tetapi, jangan beri mereka terlalu banyak yang membuat mereka terlalu puas. Pastikan bahwa mereka tidak kelaparan tetapi ajarkan juga bahwa anak harus bekerja keras untuk menghidupi kehidupannya.
5. Biarkan Mereka Membuat Kesalahan
Jangan salahkan ketika sang anak melakukan kesalahan ketika ujian misalnya, atau mendapat nilai kecil saat ulangan, dsb. Sebagai orangtua beri motivasi pada sang anak untuk selalu giat belajar, tanamkan padanya bahwa tak selamanya kemenangan atau kesuksesan bisa terus diraih, pasti ada hambatan dan kegagalan, dengan menanamkan hal seperti itu maka anak bisa bangkit dari kegagalan dan selalu mempunyai rasa optimis, bukan hanya memotivasi, pastikan Anda mengambil tindakan hukuman yang tepat untuk itu. Jika anak gagal dalam ujian, kurangi uang sakunya misalnya.
6. Dorong mereka untuk mengeluarkan pendapat
Tanamkan pada sang anak untuk tidak takut mengeluarkan pendapat, apalagi di kegiatan sekolah. Sehingga anak bisa lebih aktif dan percaya diri disekolahnya
7. Hindari memberi label negatif pada sang anak
Sebaiknya hindari memberi Label negative kepada anak yang sedang beradaptasi, terlebih jika guru dan orang tua belum mengetahui potensi dan gaya belajar sang anak. Ini sangat memberatkan sang anak, bukannya mendapat motivasi dan semangat justru malah " diracuni".
8. Memahami potensi anak
Memahami potensi anak sangat lah penting saat membimbing dan mendidik anak sehingga orang tua dan guru bisa lebih bijak dalam menyikapi proses beradaptasi sang anak.
Untuk membantu anak lebih mudah beradaptasi dengan proses yang sedang dihadapinya, saya sangat menyarankan untuk mengajarkan dan melakukan senam otak bersama anak tercinta. Sehingga otaknya lebih seimbang dan siap untuk beradaptasi dengan setiap proses yang dihadapinya. kunjungi https://tesotak.wordpress.com/
Comments
Post a Comment