Sebenarnya saya bukan penyuka lagu dangdut, tapi ketika
membaca sebuah buku ada sedikit pembahasan tentang lagunya Vetty Vera yang
berjudul sedang-sedang saja. Dalam
lagu itu diceritakan bahwa sesuatu yang “terlalu” adalah tidak baik. Terlalu
besar jangan, terlalu kecil jangan. Terlalu panjang jangan, terlalu pendek juga
jangan….. Yang baik ya yang sedang-sedang saja.
Kita ambil contoh UTANG. Berutang juga tidak baik jika
terlalu. Terlalu besar tidak baik, terlalu kecil juga tidak baik. Terlalu
berani tidak baik, terlalu takut juga tidak baik. Lho memangnya berutang itu
ada baiknya ya, bukannya utang itu selalu mempunyai makna negatif/tidak baik?
Ya Anda tidak salah karena nyatanya dikalangan masyarakat kita seperti itulah
yang terjadi, contohnya saja (maaf) bagi sebagian masyarakat golongan bawah,
berutang adalah salah satu cara mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
mereka tapi terkadang mereka sulit untuk mengembalikannya lagi (membayar).
Itulah mengapa berutang jangan terlalu berani karena dampaknya yang tidak baik.
Lalu kok berutang jangan terlalu takut, berarti kita di suruh buat berutang
dong? Jangan salah paham dulu kita ambil contoh jika dalam bisnis, masih ingat
dengan persamaan ASET = UTANG + MODAL?
Dari persamaan matematika itu kita akan tahu bahwa sumber
aset itu hanya ada dua, kalau tidak ada modal ya berarti punya utang bukan?
Ibaratnya kaki aja, kaki kanan kita ibaratkan modal dan kaki kiri kita
ibaratkan utang, kalau terlalu takut untuk berutang berarti Anda kehilangan
satu dari dua sumber untuk membangun aset, jadi Anda hanya berjalan menggunakan
satu kaki Anda. Bukankah itu akan memperlambat
dan mempersulit perjalanan Anda menuju kebebasan finansial? Jadi, Anda
tidak perlu takut untuk menggunakan utang, asalkan semua utang untuk keperluan
produktif dan Anda sudah melakukan perhitungan yang matang serta mengendalikan
semua risiko yang mungkin muncul. Saya mengambil sumber tentang utang ini dari
buku “88 Tips Finansial MengHEBATKAN Diri” karya Putu Putrayasa.
Lalu bagaimana dengan berdoa kepada Sang Pencipta? Terlalu
pasrah jangan, terlalu berharap pun jangan. Ketika berdoa itu adalah saat-saat
kita mengadu kepada Allah, memohon apa yang kita inginkan dan itu pun termasuk
salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah. Berpasrah diri boleh tapi jangan
terlalu hingga akhirnya berubah menjadi pesimis bahwa doa itu tidak akan
dikabul. Berharap pun boleh tapi jangan
terlalu karena akan menjadi sebuah obsesi. Jika diurutkan mungkin akan seperti
ini :
Kita mempunyai HARAPAN
→ harapan itu akan kita
sampaikan kepada Allah saat kita BERDOA,
setelah berdoa kita lepaskan apa yang kita harapkan itu, biarkan Allah untuk
menjawabnya jika kita menggenggam harapan kita tanpa melepasnya bagaimana Allah
akan mewujudkannya? → lalu jika ingin terwujud ya kita harus mulai action untuk
mewujudkan harapan kita itu bukan hanya berdiam diri saja (inilah terlalu
pasrah juga salah), biasanya ini disebut tahapan IKHTIAR → berdoa sudah di ikhtiarkan melalui action juga sudah ya
kita tinggal BERPASRAH DIRI(melepaskan)
tapi dalam artian bahwa kita tetap berdoa dan tetap ikhtiar bukan pasrah tanpa
melakukan apapun → setelah semuanya dilakukan maka BERSYUKURlah bersyukur jika Allah mengabulkan atau tidak harapan
kita itu, disinilah mengapa yang ‘terlalu’ itu tidak dianjurkan karena kita
tidak akan bersyukur jika harapan kita itu tidak terwujud dan Allah pun
mengatakan dalam firman-Nya bahwa Ia tidak suka sesuatu yang
berlebihan(terlalu).
Muthia_Damayanti
Comments
Post a Comment